- Back to Home »
- Sejarah Singkat Pelajar Islam Indonesia
Posted by : visual21
Senin, 12 Mei 2014
PELAJAR
ISLAM INDONESIA (PII) didirikan di kota perjuangan Yogyakarta pada
tanggal 4 Mei 1947. Para pendirinya adalah Yoesdi Ghozali, Anton Timur
Djaelani, Amien Syahri dan Ibrahim Zarkasji.Salah satu faktor pendorong
terbentuknya PII adalah dualisme sistem pendi-dikan di kalangan umat
Islam Indonesia yang merupakan warisan kolonialisme Be-landa, yakni
pondok pesantren dan sekolah umum. Masing-masing dinilai memiliki
orientasi yang berbeda. Pondok pesantren berorientasi ke akhirat
sementara seko-lah umum berorientasi ke dunia. Akibatnya pelajar Islam
juga terbelah menjadi dua kekuatan yang satu sama lain saling
menjatuhkan. Santri pondok pesantren meng-anggap sekolah umum merupakan
sistem pendidikan orang kafir karena produk ko-lonial Belanda. Hal ini
membuat para santri menjuluki pelajar sekolah umum de-ngan "pelajar
kafir". Sementara pelajar sekolah umum menilai santri pondok pe-santren
kolot dan tradisional; mereka menjulukinya dengan sebutan "santri kolot"
atau santri “teklekan".Pada masa itu sebenarnya sudah ada organisasi
pelajar, yakni Ikatan Pelajar Indonesia (IPI). Namun organisasi tersebut
dinilai belum bisa menampung aspirasi santri pondok pesantren.
Merenungi kondisi tersebut, pada tanggal 25 Februari 1947 ketika Yoesdi
Ghozali sedang beri'tikaf di Masjid Besar Kauman Yogyakarta, terlintas
dalam pikirannya, gagasan untuk membentuk suatu organisasi bagi para
pelajar Islam yang dapat mewadahi segenap lapisan pelajar Islam. Gagasan
terse-but kemudian disampaikan dalam pertemuan di gedung SMP Negeri 2
Secodining-ratan, Yogyakarta. Kawan-kawannya yang hadir dalam pertemuan
tersebut, antara lain: Anton Timur Djaelani, Amien Syahri dan Ibrahim
Zarkasji, dan semua yang hadir kemudian sepakat untuk mendirikan
organisasi pelajar Islam.Hasil kesepakatan tersebut kemudian disampaikan
Yoesdi Ghozali dalam Kongres Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), 30
Maret-1April 1947. Karena banyak peserta kongres yang menyetujui gagasan
tersebut, maka kongres kemudi-an memutuskan melepas GPII Bagian Pelajar
untuk bergabung dengan organisasi pelajar Islam yang akan dibentuk.
Utusan kongres GPII yang kembali ke daerah-daerah juga diminta untuk
memudahkan berdirinya organisasi khusus pelajar Islam di daerah
masing-masing.Menindaklanjuti keputusan kongres, pada Ahad, 4 Mei 1947,
diadakanlah per-temuan di kantor GPII, Jalan Margomulyo 8 Yogyakarta.
Pertemuan itu dihadiri Yoesdi Ghozali, Anton Timur Djaelani dan Amien
Syahri mewakili Bagian Pelajar GPII yang siap dilebur di organisasi
pelajar Islam yang akan dibentuk, Ibrahim Zarkasji, Yahya Ubeid dari
Persatuan Pelajar Islam Surakarta (PPIS), Multazam dan Shawabi dari
Pergabungan Kursus Islam Sekolah Menengah (PERKISEM) Surakarta serta
Dida Gursida dan Supomo NA dari Perhimpunan Pelajar Islam Indonesia
(PPII) Yogyakarta. Rapat yang dipimpin oleh Yoesdi Ghozali itu kemudian
memutuskan berdirinya organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) tepat
pada pukul 10.00, 4 Mei 1947.Untuk memperingati momen pembentukan PII,
maka setiap tanggal 4 Mei di-peringati sebagai Hari Bangkit PII (HARBA
PII). Hal ini karena hari itu dianggap se-bagai momen kebangkitan dari
gagasan yang sebelumnya sudah terakumulasi, se-hingga tidak digunakan
istilah hari lahir atau hari ulang tahun.
Ketua Umum PB PII dari Periode ke Periode
Joesdi Ghazali (1947)
Noersjaf (1947-1948)
Anton Timoer Djailani (1948-1950), (1950-1952)
Ridwan Hasjim (1952-1954)
Amir Hamzah Wirjosoekanto (1954-1956)
Ali Undaja (1956-1958)
Wartomo Dwijuwono (1958-1960)
Thaher Sahabuddin (1960-1962)
Ahmad Djuwaeni (1962-1964)
Syarifuddin Siregar Pahu (1964-1966)
A. Husnie Thamrin (1966)
Utomo Dananjaya (1966-1969)
Hussein Umar (1966-1969), (1969-1973)
Usep Fathuddin (1969-1973)
Yusuf Rahimi (1973-1976)
Ahmad Joenanie Aloetsjah (1976-1973)
Masyhuri Amin Mukhri (1979-1983)
Mutammimul Ula (1983-1986)
Chalidin Yacobs (1986-1989)
Agus Salim (1989-1992)
Syaefunnur Maszah (1992-1995)
Abdul Hakam Naja (1995-1998)
Djayadi Hanan (1998-2000)
Abdi Rahmat (2000-2002)
Zulfikar (2002-2004)
Delianur (2004-2006)
Muh. Zaid Markarma (2006-2008)
Ketua Umum PB PII dari Periode ke Periode
Joesdi Ghazali (1947)
Noersjaf (1947-1948)
Anton Timoer Djailani (1948-1950), (1950-1952)
Ridwan Hasjim (1952-1954)
Amir Hamzah Wirjosoekanto (1954-1956)
Ali Undaja (1956-1958)
Wartomo Dwijuwono (1958-1960)
Thaher Sahabuddin (1960-1962)
Ahmad Djuwaeni (1962-1964)
Syarifuddin Siregar Pahu (1964-1966)
A. Husnie Thamrin (1966)
Utomo Dananjaya (1966-1969)
Hussein Umar (1966-1969), (1969-1973)
Usep Fathuddin (1969-1973)
Yusuf Rahimi (1973-1976)
Ahmad Joenanie Aloetsjah (1976-1973)
Masyhuri Amin Mukhri (1979-1983)
Mutammimul Ula (1983-1986)
Chalidin Yacobs (1986-1989)
Agus Salim (1989-1992)
Syaefunnur Maszah (1992-1995)
Abdul Hakam Naja (1995-1998)
Djayadi Hanan (1998-2000)
Abdi Rahmat (2000-2002)
Zulfikar (2002-2004)
Delianur (2004-2006)
Muh. Zaid Markarma (2006-2008)
Nasrullah (2008-2010)