- Back to Home »
- BimbinganIslam , KiatBerumahtangga »
- 10 Kiat Rumah Tangga ( PART 5 )
Posted by : visual21
Jumat, 17 Maret 2017
🌍 BimbinganIslam.com
Jum'at, 18 Jumadal Akhir 1438 H / 17 Maret 2017 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
📔 Materi Tematik | 10 Kiat Berumah Tangga (Bagian 05 dari 06)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FA-Tmk-10KiatBerumahTangga-05
🌐 Sumber: https://youtu.be/HY0qr4kfSdo
-----------------------------------
*10 KIAT BERUMAH TANGGA (BAGIAN 05)*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد
لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله
وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى
رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Kita lanjutkan pengajian kita.
Diantara perkara yang bisa meningkatkan keharmonisan rumah tangga, yaitu:
_⑹ Perbanyak melakukan hal-hal romantis._
Ada teman saya, baru menikah akhirnya cerai, kenapa?
Karena
istrinya tidak bisa romatis. Ketika suaminya pulang dari kantor
istrinya hanya diam, padahal suaminya ketika pulang kantor ingin
disambut istrinya.
Kalau
di Arab Saudi sebelum laki-laki dan wanita menikah ada daurah tentang
rumah tangga. Diajari supaya mereka bisa hidup dengan romantis dan indah
kehidupan mereka.
Dan
kita dianjurkan berbuat romantis agar suami atau istri semakin cinta.
Dan ingat, meningkatkan keharmonisan rumah tangga dituntut dalam
syari'at.
Kita ambil contoh sederhana saja misalnya:
Istri
kita sedang tidur dan selimutnya terbuka, maka antum ambilah selimutnya
dan selimuti lagi istri antum. Kan indah seperti ini! Antum cium
keningnya, antum belai-belai rambutnya, maka istri antum akan
mengatakan, "Māsyā Allāh suamiku perhatian."
Itu indah, dan antum dapat pahala.
Antum akan keluar rumah lalu antum mencium istri antum, dapat pahala.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam sunan Abū Dāwūd sebelum keluar rumah kemasjid Beliau mencium istrinya.
Apakah antum pernah melakukan?
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mandi bareng bersama istrinya.
'Āisyah Radhiyallāhu 'anhā mengatakan:
كُنْتُ
أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مِنْ إِنَاءِ وَاحِدٍ يُبَادِرُنِي وَأُبَادِرُهُ حَتَّى يَقُولَ دَعِي لِي
وَأَقُولُ أَنَا دَعْ لِي قَالَ سُوَيْدٌ يُبَادِرُنِي وَأُبَادِرُهُ
فَأَقُولُ دَعْ لِي دَعْ لِي
_Aku
pernah mandi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari satu
bejana. Beliau mendahuluiku dan aku pun mendahului beliau, hingga beliau
berkata:_
_"Tinggalkan untukku."_
_Aku juga berkata: "Tinggalkan untukku."
_Beliau mendahuluiku dan aku mendahului beliau, lalu aku katakan:_
_"Tinggalkan untukku, tinggalkan untukku."_
(Hadīts Riwayat Hadits Nasā'i Nomor 239)
Jadi,
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mandi bersama 'Āisyah dan
bercanda dalam mandi itu, ini sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa
sallam.
Yā Akhi, antum mandi bareng lalu siram-siraman, maka seluruh dengki, kejengkelan akan gugur bersama gugurnya air-air tersebut.
Diantara perkara yang sangat menakjubkan adalah kisah Shafiyyah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā.
Shafiyyah
adalah seorang wanita Yahūdiyyah yang keluarganya diperangi oleh Nabi
shallallāhu 'alayhi wa sallam dan para shahābat. Suatu hari ayahnya
meninggal dunia dibunuh oleh para shahābat atas perintah Nabi
shallallāhu 'alayhi wa sallam. Suaminya juga dibunuh oleh Nabi
shallallāhu 'alayhi wa sallam atau atas perintah Nabi shallallāhu
'alayhi wa sallam. Saudaranya juga dibunuh atas perintah Nabi
shallallāhu 'alayhi wa sallam. Dalam hari yang sama kerabatnya meninggal
semua.
Setelah
itu Syafiyyah dinikahi oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Sebagai
seorang manusia wajar bila Syafiyyah dendam kepada Nabi shallallāhu
'alayhi wa sallam, kenapa?
Karena ayah, suami dan saudaranya dibunuh atas perintah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Akan
tetapi hal tersebut (dendam) tidak ada di dada Syafiyyah, karena hati
Syafiyyah telah ditawan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan
sikap romantis Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, dengan akhlaq Nabi
shallallāhu 'alayhi wa sallam yang mulia terhadap Shafiyyah.
Oleh karenanya di awal pernikahan, perhatikan!
Di
awal pernikahan tatkala Shafiyyah hendak naik diatas unta, Rasūlullāh
shallallāhu 'alayhi wa sallam menegakan lututnya agar pahanya diinjak
Shafiyyah sehingga Shafiyyah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā bisa naik ke
atas unta dan ini dilihat banyak shahābat.
Ini
luar biasa, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tawādhu' terhadap
istrinya sehingga ditegakkan lututnya agar pahanya diinjak oleh istrinya
supaya bisa naik ke atas unta.
Siapa yang pernah demikian?
Mungkin
tidak seperti itu, tetapi yang mirip seperti itu. Contohnya bila antum
naik mobil mau pergi sama istri misalnya, jangan supir yang membukakan
pintu buat istri antum, tapi antumlah yang harus membukakan pintu untuk
istri antum.
"Sayangku, silahkan." atau "Permaisuriku, silahkan." Indahkan seperti itu.
Setelah
dia masuk baru tutup pintu, baru antum naik, istri akan merasa disayang
dan istri akan merasa senang. Tunjukan bahwa anda sayang kepada istri
anda.
Seperti
inilah yang membuat Shafiyyah lupa terhadap semua kejadian yang telah
menimpa keluarganya, karena Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam telah
menawan hatinya.
Dalam Shahīh Bukhāri, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sedang 'itikaf dimasjid Nabawi.
Hakekat
'itikaf memutuskan segala hubungan dengan makhluq lalu menyambung
hubungan dengan Al Khāliq (Pencipta), jadi kita tujuan 'itikaf adalah
untuk beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, sampai-sampai Nabi
shallallāhu 'alayhi wa sallam membuat semacam kemah-kemahan agar dia
bisa konsentrasi beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Tatkala
malam hari Shafiyyah datang mengunjungi Nabi shallallāhu 'alayhi wa
sallam di masjid Nabawi, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam
ngobrol bersama Shafiyyah, bisa kita katakan Rasūlullāh shallallāhu
'alayhi wa sallam memutuskan ibadah Beliau demi mengobrol dengan
istrinya (Shafiyyah) karena beliau ingin menawan hati istrinya.
Waktu
istrinya mau pulang Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam keluar
dari masjid dan mengantar pulang istrinya dan ini dijadikan dalīl oleh
para ulamā bahwasanya orang yang sedang 'itikaf boleh keluar dari masjid
kalau darurat.
Waktu itu malam hari, sementara siapa yang mengantar Shafiyyah kalau bukan suaminya (Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam).
Setelah mengantar Shafiyyah, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam kembali lagi ke masjid Nabawi.
Seseorang
bila sedang 'itikaf boleh dia keluar, misalnya panitia tidak
menyediakan makanan, maka dia boleh keluar sekedar membeli makanan, lalu
kembali lagi ke masjid.
Perhatikan,
bagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam meskipun sedang
'itikaf, ngobrol bersama Shafiyyah. Bahkan mengantar Shafiyyah pulang ke
rumahnya. Inilah yang menawan hati Shafiyyah radhiyallāhu Ta'āla
'anhā.
Oleh karenanya istri senang kalau kita romantis.
Lihat, 'Āisyah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā, tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
"Wahai, 'Āisyah apakah engkau tidak ingin melihat orang-orang Habasyah bermain-main di masjid?"
Kata 'Āisyah: "Iya, saya ingin melihat."
Maka 'Āisyahpun melihat orang-orang Habasyah, mereka bermain perang-perangan di masjid Nabawi.
Waktu
itu 'Āisyah melihatnya melalui jendela di dalam rumah Nabi shallallāhu
'alayhi wa sallam. Kemudian 'Āisyah meletakan dagunya di pundak Nabi
shallallāhu 'alayhi wa sallam dan menempelkan pipinya dengan pipi Nabi
shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, "Cukup wahai 'Āisyah, sudah lama engkau menonton orang-orang Habasyah."
Kata 'Āisyah, "Belum, yā Rasūlullāh."
Rasūlullāh
shallallāhu 'alayhi wa sallam membiarkan 'Āisyah menonton kemudian
tidak lama Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan, "Sudah
cukup, wahai 'Āisyah."
Kata 'Āisyah, "Belum, yā Rasūlullāh."
Sampai tiga kali Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakannya. Kemudian 'Āisyah mengatakan:
"Saya
tidak menonton orang-orang tersebut bermain di masjid Nabawi tapi agar
mereka tahu bagaimana kedudukan saya di sisi Nabi shallallāhu 'alayhi wa
sallam."
Jadi 'Āisyah sedang pamer sedang dekat dengan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, dan ini wajar sifat perempuan.
Maka kita harus pengertian dalam hal ini kita berusaha romantis kepada istri kita dan ini butuh belajar.
Diantara
perkara yang menunjukan keromantisan juga jangan lupa kalau istri kita
berbuat baik jangan lupa kita mengucapkan, "Syukran yā Habibatiy."
Intinya, antum mengucapkan terima kasih.
Latih
diri. Setiap istri atau suami melakukan kebaikan katakan terima kasih
kepadanya, ini berlaku untuk semuanya bila mereka berbuat baik perlu
penghargaan.
Saya ingatkan kepada para wanita juga, lelaki itu ingin dihormati,
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ
_"Lelaki adalah pemimpin keluarga."_
(QS An Nisā': 34)
Lelaki
ingin istri menunjukkan ketundukan kepada suaminya. Sampai di antara
perkara yang disukai oleh sebagian suami meskipun dia sedang bersafar,
bila istrinya akan keluar rumah dia memberi tahu suaminya (izin kepada
suaminya) dan ini merupakan penghargaan kepada suami dan menambah cinta
suami kepada istri.
Tatkala suami tahu istrinya menghargainya maka dia semakin cinta kepada istrinya.
سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
________________________
◆ Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi Donatur Rutin Program Dakwah Cinta Sedekah
1. Pembangunan & Pengembangan Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia
Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/
Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah
🌎www.cintasedekah.org
👥 https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q
----------------------------------------